1999-2002 TARUNA AKIP, 2002-2007, PEMBINA AKIP, 2007-2010, STAF HUMAS DITJENPAS, 2010-2011 KASUBSI KEAMANAN LAPAS SALEMBA, 2011-2013 KA.KPLP LAPAS BOALEMO, 2013-2014 KASI BINAPIGIATJA LAPAS BOALEMO, 2014-2015 KASI BINADIK LAPAS GORONTALO, 2015-SKR KALAPAS POHUWATO

Minggu, 16 September 2012

BEKERJA adalah SENI

SENI bagaimana kita menerapkan ATURAN, yaitu peraturan dapat dilaksanakan tanpa memberikan beban terhadap orang yang harus mamatuhinya, peraturan dilaksanakan, dipatuhi atas KESADARAN DIRI SENDIRI bukan karena takut akan hukumannya atau siksaannya, bukan karena ancamannya, bukan karena takut dengan KOMANDAN.....

Jika peraturan dipatuhi atas kesadaran diri sendiri dan orang semakin paham dengan peraturan maka peraturan tersebut tidak perlu lagi dimunculkan kepermukaan menjadi senjata KOMANDAN untuk mengancam, menakut-nakuti dan membuat suasana penuh dengan tekanan..... istilahnya kalau peraturan itu diumpamakan sebuah Handphone maka di SILENT ajalah .... tidak terdengar tapi Handphone itu berfungsi ...

Memang kalau penegakan peraturan itu kita dengung-dengungkan, kita tulis besar-disetiap sudut hingga hampir tidak ada tempat yang tidak tertulis peraturan dan ancaman, tidak ada kompromi terhadap pelanggaran peraturan siapapun dia ditambah lagi dengan sedikit kekerasan yang berkedok pembinaan... maka kita akan memperoleh pujian sebagai orang idealis, disiplin, tegas dan ditakuti banyak orang tapi pernahkah kita sadari bahwa hasil dari semua itu hanyalah rasa takut dan kebencian yang luar biasa terhadap seorang figur tersebut, sehingga disaat figur tersebut tidak kelihatan maka terjadilah pelaggaran peraturan dimana-mana dan dimata saya hal seperti ini merupan suatu kegagalan ...

Celakanya lagi semua itu hanya menjadi kamuflase dan kemunafikan karena didasari oleh pencitraan diri bukan karena niat yang tulus... KOMANDAN yang bekerja untuk pencitraan diri maka kerjanya tiap hari hanyalah mencari-cari pelanggaran, mencari-cari celah untuk menghukum orang, hal-hal kecil yang sebenarnya bisa diselesaikan tanpa harus membesar-besarkan masalah dan tanpa harus berkoar kemana-mana seakan akan ingin mengatakan pada dunia saya adalah orang hebat, saya adalah penguasa dan kalian semua harus tunduk...

Lalu kalau tidak demikian, muncul sebuah pertanyaan, apakah kita tidak boleh menjadi orang idealis, disiplin dan tegas ? berarti boleh ada kompromi, berarti apa yang kita kerjakan semuanya dianggap kamuflase dan kemunafikan ? ....
Tentu bukan seperti itu juga maksudnya ... tapi yang dimaksud disini adalah tujuan dari semuanya itu adalah bagaimana kita melakukan upaya pembinaan agar orang-orang tidak melanggar peraturan atau BANGUNLAH SEBUAH SISTEM YANG TIDAK MEMUNGKINKAN ORANG MELANGGAR PERATURAN. Menangkapi, memeriksa, menghukum orang yang melanggar peraturan bukan menjadi tujuan kita, tapi yang menjadi tujuan utama kita adalah upaya PENCEGAHAN dalam menegakkan peraturan .... dan ini adalah SENI bagaimana kita bisa menjadi orang idealis, disiplin, tegas tidak ada kompromi tanpa harus memakan korban

Menegakkan peraturan tanpa SENI ibarat sayur tanpa garam, hambar dan tidak enak rasanya .... ibarat peraturan itu adalah sayur dan seni adalah garamnya, orang makan sayur banyak manfaatnya untuk kesehatan tapi bagaimana caranya orang mau makan sayur kalau sayurnya itu tidak enak rasanya, oleh karena itu buatlah sayur itu enak supaya orang mau makan sayur, bagaimana membuat sayur itu enak ? maka berilah garam sesuai dengan takarannya .... kebanyakan garam juga bisa jadi tidak enak tooohh.... nah disitulah letak SENI nya ....

Bekerja itu adalah SENI ....
SENI itu indah ...
Maka Tegakkanlah Peraturan itu dengan INDAH ....

Tidak ada komentar: