SENI bagaimana kita menerapkan ATURAN, yaitu peraturan dapat
dilaksanakan tanpa memberikan beban terhadap orang yang harus
mamatuhinya, peraturan dilaksanakan, dipatuhi atas KESADARAN DIRI
SENDIRI bukan karena takut akan hukumannya atau siksaannya, bukan karena
ancamannya, bukan karena takut dengan KOMANDAN.....
Jika
peraturan dipatuhi atas kesadaran diri sendiri dan orang semakin paham
dengan peraturan maka peraturan tersebut tidak perlu lagi dimunculkan
kepermukaan menjadi senjata KOMANDAN untuk mengancam, menakut-nakuti dan
membuat suasana penuh dengan tekanan..... istilahnya kalau peraturan
itu diumpamakan sebuah Handphone maka di SILENT ajalah .... tidak
terdengar tapi Handphone itu berfungsi ...
Memang kalau
penegakan peraturan itu kita dengung-dengungkan, kita tulis
besar-disetiap sudut hingga hampir tidak ada tempat yang tidak tertulis
peraturan dan ancaman, tidak ada kompromi terhadap pelanggaran peraturan
siapapun dia ditambah lagi dengan sedikit kekerasan yang berkedok
pembinaan... maka kita akan memperoleh pujian sebagai orang idealis,
disiplin, tegas dan ditakuti banyak orang tapi pernahkah kita sadari
bahwa hasil dari semua itu hanyalah rasa takut dan kebencian yang luar
biasa terhadap seorang figur tersebut, sehingga disaat figur tersebut
tidak kelihatan maka terjadilah pelaggaran peraturan dimana-mana dan
dimata saya hal seperti ini merupan suatu kegagalan ...
Celakanya lagi semua itu hanya menjadi kamuflase dan kemunafikan karena
didasari oleh pencitraan diri bukan karena niat yang tulus... KOMANDAN
yang bekerja untuk pencitraan diri maka kerjanya tiap hari hanyalah
mencari-cari pelanggaran, mencari-cari celah untuk menghukum orang,
hal-hal kecil yang sebenarnya bisa diselesaikan tanpa harus
membesar-besarkan masalah dan tanpa harus berkoar kemana-mana seakan
akan ingin mengatakan pada dunia saya adalah orang hebat, saya adalah
penguasa dan kalian semua harus tunduk...
Lalu kalau tidak
demikian, muncul sebuah pertanyaan, apakah kita tidak boleh menjadi
orang idealis, disiplin dan tegas ? berarti boleh ada kompromi, berarti
apa yang kita kerjakan semuanya dianggap kamuflase dan kemunafikan ?
.... Tentu bukan seperti itu juga maksudnya ... tapi yang dimaksud
disini adalah tujuan dari semuanya itu adalah bagaimana kita melakukan
upaya pembinaan agar orang-orang tidak melanggar peraturan atau
BANGUNLAH SEBUAH SISTEM YANG TIDAK MEMUNGKINKAN ORANG MELANGGAR
PERATURAN. Menangkapi, memeriksa, menghukum orang yang melanggar
peraturan bukan menjadi tujuan kita, tapi yang menjadi tujuan utama kita
adalah upaya PENCEGAHAN dalam menegakkan peraturan .... dan ini adalah
SENI bagaimana kita bisa menjadi orang idealis, disiplin, tegas tidak
ada kompromi tanpa harus memakan korban
Menegakkan peraturan
tanpa SENI ibarat sayur tanpa garam, hambar dan tidak enak rasanya ....
ibarat peraturan itu adalah sayur dan seni adalah garamnya, orang makan
sayur banyak manfaatnya untuk kesehatan tapi bagaimana caranya orang mau
makan sayur kalau sayurnya itu tidak enak rasanya, oleh karena itu
buatlah sayur itu enak supaya orang mau makan sayur, bagaimana membuat
sayur itu enak ? maka berilah garam sesuai dengan takarannya ....
kebanyakan garam juga bisa jadi tidak enak tooohh.... nah disitulah
letak SENI nya ....
Bekerja itu adalah SENI .... SENI itu indah ... Maka Tegakkanlah Peraturan itu dengan INDAH ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar